Download Ceramah Terbaru Ustadz Zainal Abidin dan Ustadz Mubarak Bamualim (12 September 2011)

Posted on 14 September 2011 by abunamirahasna Standar

Alhamdulillah, berikut ini kami hadirkan rekaman kajian umum dengan tema “Jalan Terang Menggapai Rahmat Allah di Antara Radikalisme dan Apatisme“. Pengajian ini disampaikan oleh Ustadz Zainal Abidin, Lc. (Staf Ahli Syariah Majalah Pengusaha Muslim) di Masjid Agung Kebumen pada Senin tanggal 12 September 2011.

Selain itu download pula rekaman ceramah umum yang disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim (Ma’had Ali bin Abi Thalib Surabaya) dengan judul “Ghuluw – Sikap Berlebih-lebihan Dalam Beragama” yang diadakan di Masjid Al-Hunafa’ Lawata Mataram Lombok pada 12 September 2011.

Semoga kajian ini bermanfaat bagi seluruh kaum muslimin.

Jalan Terang Menggapai Rahmat Allah di Antara Radikalisme dan Apatisme 01

Jalan Terang Menggapai Rahmat Allah di Antara Radikalisme dan Apatisme 02

Ghuluw – Sikap Berlebih-lebihan Dalam Beragama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدي

Makna Laa ilaaha ilallah [ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ ] yang benar adalah tidak ada sesembahan yang benar dan berhak disembah kecuali Allah semata. Pada kalimat Laa ilaaha ilallah terdapat empat kata yaitu:

Kata Laa ( لآُ ) berarti menafikan, yakni meniadakan semua jenis sesembahan yang benar kecuali Allah.
Kata ilah ( إِلَهَ ) berarti sesuatu yang disembah
Kata illa ( َ إِلاَّ ) berarti pengecualian
Kata Allah (الله ) berarti ilah/sesembahan yang benar.

Dengan demikian makna [ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ ] adalah menafikan segala sesembahan selain Allah dan hanya menetapkan Allah saja sebagai sesembahan yang benar .[1]

Dalil tentang masalah ini adalah firman Allah Ta’ala :

ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَايَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ {62}

“Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Hajj:62).