Aqidah Pocong, Adakah dalam Islam?


Aqidah Pocong, Adakah dalam Islam?

Oleh : Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc. –hafizhahullah-

aqidah-pocongMungkin anda pernah mendengar istilah “pocong”. Pocong secara bahasa adalah mayat yg dibalut kain kafan. Akan tetapi istilah ini terus berkembang sehingga terkadang jauh dari maknanya, karena adanya pengaruh aqidah (keyakinan) yang salah atau kesalahpahaman tentang arti pocong.

Akhirnya, banyak diantara masyarakat yang memaknai bahwa pocong adalah mayat yang bangkit dan dapat berjalan atau bergerak kesana-kemari sesuai keinginannya.

Pocong kini diyakini oleh sebagian orang sebagai momok yang menakutkan lagi berbahaya.

Menurut mereka, pocong itu hidup atau bangkit saat ikatan kain kafan mayat bagian kepala tak dilepas. Padahal semua itu hanyalah keyakinan dan khayalan batil!!

Karena takut pocong, sebagian orang takut melanggar sumpahnya bila ia dimintai bersumpah pocong, yaitu sumpah yg disertai tidur membujur ke utara menghadap kiblat (barat) di dalam masjid dan berpakaian kain kafan (dipocong spt mayat).

Sebagian orang ada yang takut memandikan orang tua atau kerabatnya, dengan dalih bahwa ia takut jangan sampai tiba-tiba mayat itu bergerak. Subhanallah, alangkah jahilnya orang seperti ini!!

Keyakinan yang serupa juga muncul di negeri-negeri barat dan kafir lainnya. Itulah “drakula”, seorang tokoh dalam cerita horor di Eropa yg suka menghisap darah manusia yg menjadi mangsanya, sehingga muncul keyakinan bahwa drakula walaupun sudah mati, ia masih bisa bangkit mengisap darah manusia. Lanjutkan membaca

Ustadz Sunnah, Kajian Sunnah


Ustadz Sunnah, Kajian Sunnah

Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray

tambahan..Segala puji hanya bagi Allah ta’ala, dengan pertolongan-Nya, kemudian perjuangan, ilmu dan hikmah para da’i dan ikhwan sunnah dengan berbagai sarana dakwah, maka kajian-kajian sunnah pun semakin marak dan tersebar, di masjid-masjid, kantor-kantor, dari desa hingga perkotaan.

Bersamaan dengan itu pula, kajian-kajian yang tidak berlandaskan sunnah dengan sendirinya berangsur meredup, melemah, tersingkir bahkan tak sedikit yang akhirnya ‘punah’,

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

“Dan katakanlah: Telah datang yang benar dan telah lenyap yang batil, sungguh yang batil itu pasti lenyap.” [Al-Isra’: 81]

Asy-Syaikh Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata,

أي: هذا وصف الباطل، ولكنه قد يكون له صولة وروجان إذا لم يقابله الحق فعند مجيء الحق يضمحل الباطل، فلا يبقى له حراك. ولهذا لا يروج الباطل إلا في الأزمان والأمكنة الخالية من العلم بآيات الله وبيناته.

“Maknanya: Yang pasti lenyap adalah sifat kebatilan, namun terkadang kebatilan itu memiliki kekuatan dan tersebar jika tidak ada kebenaran yang menghadangnya, maka tatkala kebenaran itu datang, kebatilan pun melemah, sampai tidak tersisa gerakannya. Oleh karena itu tidaklah tersebar kebatilan kecuali di masa-masa dan tempat-tempat yang kosong dari ilmu tentang ayat-ayat Allah ‘azza wa jalla dan penjelasan-penjelasannya.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 464]

✅ LATAR BELAKANG PENAMAAN “USTADZ SUNNAH” DAN “KAJIAN SUNNAH” Lanjutkan membaca

Akidah Salafi, Akhlak Tablighi, Ukhuwah Ikhwani, Ibadah Sufi, Potret Idealkah ?


Akidah Salafi, Akhlak Tablighi, Ukhuwah Ikhwani, Ibadah Sufi, Potret Idealkah ?

Ustadz Abdullah Zaen. Lc, MA

sawah terangDi suatu pagi, beberapa bulan lalu, penulis terlibat perbincangan dengan sesama da’i seputar perkembangan dakwah salafiyyah di tanah air yang cukup menggembirakan meski masih ada beberapa kekurangan di berbagai lini. Di tengah-­tengah perbincangan ringan tersebut, terlontar suatu pertanyaan yang bersumber dari sebuah keprihatinan rekan penulis, “Ustadz, bagaimana cara membuat Salafi memiliki semangat juang dakwah tinggi seperti Ikhwah Tablighiyyun (Jama’ah Tabligh)?” Saat itu penulis hanya diam dan tidak serta-merta menjawab pertanyaan tersebut. Lalu kami tenggelam dalam pembicaraan masalah lainnya. Hingga selesailah majelis tersebut, tanpa membahas jawaban dari pertanyaan tadi.

Permasalahan tersebut ternyata terus menggelayuti pikiran, dan ‘menantang’ untuk menemukan jawaban yang tepat dan berbobot. Apalagi memang sebelumnya penulis beberapa kali pernah dihadapkan kepada pertanyaan serupa. Sampai akhirnya tertuanglah tulisan ini, yang sebenarnya merupakan jawaban dari pertanyaan di atas

.

ANTARA AJARAN SALAF DAN SALAFIYYUN

Statemen ‘Berakidah Salafi, Berakhlak Tablighi, Jalinan Ukhuwah Model Ikhwani, Ketekunan Ibadah Ala Sufi’ sering dilontarkan sebagian kalangan sebagai sebuah impian untuk mewujudkan karakteristik Muslim ideal, menurut mereka tentunya. Tampaknya, salah satu pemicu munculnya ide ini adalah fenomena praktek banyak pengikut beragam kelompok Islam yang cenderung mengkonsentrasikan diri dalam pengamalan sebagian sisi ajaran agama, dan kurang mengindahkan sisi lainnya. Sehingga timbullah ide penggabungan ‘kelebihan’ masing-masing kelompok, guna menciptakan potret sosok ‘Muslim ideal’.

Yang jadi pertanyaan, perlukah melakukan kombinasi seperti di atas? Tidak cukupkah manhaj Salaf membentuk seorang Muslim sejati ? Bukankah manhaj Salaf (ajaran Ahlus Sunnah) adalah ajaran Islam itu sendiri, sebagaimana dijelaskan Imam al-­Barbahari rahimahullah (w. 329 H)?[1] Sehingga jika seorang telah bermanhaj Salaf secara totalitas; maka otomatis is akan menjadi Muslim ideal! Lanjutkan membaca

Sepuluh Wasiat dari Surat Al An’am


Sepuluh Wasiat dari Surat Al An’am

Penulis: Al Ustadz Abdul Mu’thi, Lc

10 Wasiat dari Surat Al-An`amDidalam surat Al An’am Allah Ta’ala menyebutkan sepuluh wasiat agar seorang terjaga akidah atau keyakinannya dari penyimpangan dan agar terbimbing kehidupan sebuah keluarga dan masyarakat. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”(QS. Al An’am: 151-153)

Ayat-ayat yang mulia ini telah di nyatakan oleh sahabat Abdulloh bin Mas’ud dalam pernyataannya: Barangsiapa ingin membaca lembaran Rasululloh yang padanya ada setempel beliau hendaknya membaca ayat-ayat tersebut.

Dan yang dimaksud dengan padanya ada setempel beliau bahwa ayat-ayat ini hukum-hukumnya tetap dan tidak ada ayat yang menghapus hukum-hukumnya.

Tiga ayat tersebut masing-masing darinya diakhiri dengan firmanNya:

ذلِكُمْ وَصَاكُمْ بِه

“Demikianlah Allah memerintahkan berwasiat kepada kalian”. Hal ini sebagai penegasan tentang mendalamnya nilai dari wasiat ini dan bahwa ini adalah wasiat yang datangnya dari Allah yang dengannya akan menjadi lurus kehidupan manusia dan dengannya akan menjadi baik perkara dunia dan perkara agama. Lanjutkan membaca

KESESATAN KELOMPOK “ISIS”


KESESATAN KELOMPOK “ISIS”

kesesatan IsisPada akhir-akhir ini nama ISIS (Islamic state of Iraq and Syam/Negara Islam Iraq dan Syam) menjadi berita terhangat di media. Hampir semua orang telah mendengar nama tersebut beserta sepak terjangnya yang mengerikan. Tidak sedikit pemuda-pemudi muslim di dunia ini yang tertipu dengan propaganda dan slogan mereka. Sungguh besar fitnah ISIS bagi generasi kaum muslimin khususnya di negeri kita ini. Bukan hanya menimpa yang awam saja, bahkan yang notabene belajar agama di ponpes.

Dan lebih parah lagi penyakit ISIS ini juga bisa mengenai mereka yang hidup di tengah lingkungan ahlussunnah.
Al-Kisah, ketika penulis mengkaji sebuah kitab aqidah ulama salaf di salah satu masjid Ahlussunnah Dakwah Salafiyah. Dan penulis sedikit menjelaskan tentang kesesatan ISIS. Tiba-tiba ada secarik kertas yang dengan nada marah mengatakan: “Kenapa ustadz mencela ISIS padahal mereka kan juga berjuang untuk Islam ?…”. Tidak cukup sampai di situ saja, setelah penulis pulang ke rumah ternyata orang yang marah disecarik kertas tersebut mengirim sms kepada keluarga penulis dengan nada yang sama. Dia masih tidak terima jika ISIS dikritik dan dikatakan sesat. Padahal dia tinggal dilingkungan ahlussunnah wal jama’ah. Sungguh besar fitnah/syubhat ISIS ini. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Padahal sebetulnya kalau kita mau menengok sejarah, kita akan mendapatkan bahwa kemunculan jaringan teroris ISIS bukanlah sesuatu yang baru. Jaringan teroris ISIS hanyalah rekaman ulang dari sejarah kelam sebuah kelompok yang Rasul namakan dengan Khawarij. Jaringan teroris ISIS dan Khawarij bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Rasulullah bersabda tentang Khawarij: Lanjutkan membaca

Mengenal Lebih Dekat dengan Sakaratul Maut dan Kematian


Mengenal Lebih Dekat dengan Sakaratul Maut dan Kematian

Ingatlah kematianHidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya. Karena Ar-Rahman telah berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa`: 78)
Kematian akan menyapa siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, seorang yang turun ke medan perang ataupun duduk diam di rumahnya, seorang yang menginginkan negeri akhirat yang kekal ataupun ingin dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih kebaikan ataupun yang lalai dan malas-malasan. Semuanya akan menemui kematian bila telah sampai ajalnya, karena memang: Lanjutkan membaca

SIAPA YANG DIJADIKAN RUJUKAN? (Edisi 1)


SIAPA YANG DIJADIKAN RUJUKAN?
(Edisi 1)

mengikuti manhaj salaf adalah sebuah kemulyaanBeberapa kali dilontarkan kepada kami sebuah syubhat (kerancuan) dari para aktivis harakah atau takfiriyyin (tukang mengkafirkan kaum muslimin tanpa haq) yang selalu mengembar-gemborkan jihad dengan senjata melawan Amerika dan sekutu-sekutunya serta untuk memberontak pemerintah kaum muslimin. Syubhat yang mereka kira sebuah dalil qath’i yang setara dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, bahkan mungkin lebih dari itu. Mereka menyebarkan syubhat ini untuk menguatkan ambisi mereka mengajak umat berbondong-bondong keluar berjihad dengan senjata mengikuti pemimpin-peminpin gerakan bawah tanah mereka, tanpa mau menoleh lagi kepada para ulama yang darah dan dagingnya bersatu dengan ilmu agama ini. Bahkan mereka tidak segan-segan lagi menuding para ulama rabbaniyyin sebagai antek-antek yahudi dan menuduh para pembawa bendera syariat, pewaris para nabi sebagai penggembos jihad.

كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

“Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (QS. Al-Kahfi : 5). Lanjutkan membaca

Ahlus Sunnah Menyuruh Kaum Muslimin untuk Sabar Ketika Mendapat Ujian Atau Cobaan


Ketujuh puluh delapan:
AHLUS SUNNAH MENYURUH KAUM MUSLIMIN UNTUK SABAR KETIKA MENDAPAT UJIAN ATAU COBAAN, BERSYUKUR KETIKA MENDAPAT KESENANGAN SERTA RIDHA TERHADAP PAHITNYA QADHA DAN QADAR

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Sebagaimana yang disebutkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” [Ali ‘Imran: 200] [1]

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَِحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.

“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat musibah, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya” [2]

Begitu juga tentang orang-orang yang sabar lagi bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya petunjuk di dunia dan di akhirat.

Menurut para ulama: “Bahwasanya iman itu ada dua bagian, sebagian adalah sabar dan sebagian lagi adalah syukur.” Para ulama salaf berkata: “Sabar adalah sebagian dari iman.” Allah mengumpulkan sabar dan syukur dalam Al-Qur-an, yaitu pada firman-Nya:

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

“…Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.” [Asy-Syuraa’: 33] [3] Lanjutkan membaca

Tuduhan Terhadap Kerajaan Arab Saudi


Tuduhan Terhadap Kerajaan Arab Saudi

Tuduhan Terhadap Kerajaan Arab Saudi(1)

Oleh Asy- Syaikh Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul

bendera-arab“Arab Saudi asalnya adalah kelompok pemberontak (Khawarij), karena dulu mereka berada dibawah kekuasaan Kesultanan Turki Utsmani.”

Untuk membantah tuduhan itu, yang dari situ juga Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan Muhammad bin Su’ud kemudian di anggap sebagai dua orang pemberontak terhadap turki Utsmani, saya katakan bahwa daerah Nejed sama sekali tidak pernah berada di bawah kekuasaan Turki Utsmani secara langsung.(2) Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah pernah mengatakan.

“Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah memberontak kepada Turki Utsmani sesuai dengan apa yang saya ketahui dan yang saya yakini. Tidak ada di daerah Nejed kekuasaan dan kepemimpinan Turki Utsmani. Bahkan, di daerah Nejed itu yang ada hanya pemerintahan-pemerintahan kecil berikut daerah-daerah yang terpencar-pencar. Setiap daerah itu, sekecil apapun, ada seorang pemimpin yang berdiri sendiri. Karena itu, Nejed terdiri dari pemerintahan-pemerintahan kecil yang berdiri sendiri. Karena itu, Nejed terdiri dari pemerintahaan-pemerintahan kecil yang disana sering terjadi berbagai peperangan dan pertikaian antara mereka. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri tidak memberontak kepada Turki Utsmani. Yang beliau lakukan sekedar memerangi perbuatan-perbuatan hina dan rusak yang ada di negerinya. Beliau berjihad karena Allah dengan sebenar-benar jihad di jalanNya dan benar-benar bersabar serta tetap teguh di jalan itu sampai cahaya dakwahnya kemudian memancar ke negeri-negeri yang lain. (3)

Demikianlah keadaan yang sebenarnya. Selain itu, ditambah keterangan yang ada dalam sejarah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhad adalah orang yang memuliakan pemerintahan para syarif yang ada di Hijaz.(4) Lanjutkan membaca

FATWA ULAMA : HUKUM PERMAINAN / GAME POKEMON – KOMISI TETAP UNTUK FATWA DAN RISET ILMIAH (AL LAJNAH AD DA’IMAH LI AL IFTA’ WA AL-BUHUTS AL ‘ILMIYYAH) KERAJAAN SAUDI ARABIA


FATWA ULAMA : HUKUM PERMAINAN / GAME POKEMON – KOMISI TETAP UNTUK FATWA DAN RISET ILMIAH (AL LAJNAH AD DA’IMAH LI AL IFTA’ WA AL-BUHUTS AL ‘ILMIYYAH) KERAJAAN SAUDI ARABIA

HUKUM PERMAINAN/GAME POKEMON
pokemon proKomisi Tetap untuk Fatwa dan Riset Ilmiah (al-Lajnah ad-Da’imah li al-Ifta’ wa al-Buhuts al-‘Ilmiyyah) Kerajaan Saudi ‘Arabia
————————-
Permainan ini terdapat padanya sejumlah pelanggaran syar’i, di antaranya :
1.Syirik kepada Allah, yaitu meyakini banyak tuhan.
2. Judi yang Allah haramkan dengan nash al-Qur’an, Allah jadikan bersama dengan khamer (minuman keras) dan undian, yaitu dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنْصَابُ وَالأَزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (90) إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya khamr (arak), judi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian beruntung.
Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran khamr dan judi itu, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan shalat. Maka berhentilah kalian (dari melakukan perbuatan itu)!! [ al-Maa’idah : 90-91 ]
3. Mempopulerkan syi’ar-syi’ar kekufuran dan propagandanya, mempopulerkan gambar-gambar yang diharamkan.
4. Memakan harta dengan cara batil.
 Karena pelanggaran-pelanggaran syar’i tersebut, maka al-Lajnah ad-Da’imah (Komite Tetap untuk Fatwa dan Riset) memandang bahwa :
– permainan tersebut HARAM,
demikian pula uang yang dihasilkan dari permainan tersebut juga HARAM, karena itu adalah judi yang diharamkan.
–  HARAM juga memperjualbelikannya, karena itu merupakan sarana yang mengantarkan kepada apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
 Al-Lajnah ad-Da’imah mewasiatkan kepada segenap kaum muslimin untuk waspada darinya (Pokemon) dan MELARANG ANAK-ANAK MEREKA DARI mengambil dan bermain dengannya. Ini demi menjaga agama, aqidah, dan akhlak anak-anak.
وبالله التوفيق . وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .
al-Lajnah ad-Da’imah li al-Buhuts al-‘Imiah wa al-Ifta’
Sumber : http://ahlussunnahsintangkalbar.blogspot.co.id/2016/07/artikel-fatwa-ulama-hukum-permainan.html