Menjawab Syubhat Hizbut Tahrir


———————————————————————————————————————————————————
Tulisan dibawah ini merupakan jawaban dari syubhat (kerancuan berpikir) yang dihembuskan HTI kepada saudara kami Al Akh Abdillah. Kemudian Al Akh Sofyan Chalid bin Idham Ruray menjawabnya dengan jawaban yang mengena dan ilmiah. Simak baik-baik!

Abdillah bertanya kepada saudara kami Sofyan Chalid bin Idham Ruray

Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ustadz, ana punya permasalahan, ada seorang HTI yang memberikan syubhat, dan saat ini sedang bingung.
1. Mengenai penyimpangan-penyimpangan HTI yang dimuat dalam tulisan-tulisan asatidzah dan para ulama tidaklah berdasar, hanya fitnah, tanpa BERTABAYYUN DAN BERDISKUSI LANGSUNG DENGAN SYABBAB HTI. Karena referensi diambil dari buku tulisan intelijen yang mengaku sebagai HTI. (mis: buku WAMY), sdgkan para SYABBAB, BERTABAYYUN DENGAN IKUT SEMUA KAJIAN TERMASUK SALAFY, DAN BERDISKUSI LANGSUNG DG ASATIDZNYA. “Apa yang di tulis di dalam kitab-kitab ulama antum itu apakah bukan menyebarkan kabar yang belum tentu kebenarannya apa namanya kalo bukan fitnah?”
2. Ketika dikatakan bahwa HTI firqah baru muncul dan buatan manusia sehingga bukan manhaj yg masum, mereka menjawab, “Antum harus bisa membedakan mana dakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam dan mana yang di namakan dengan dakwah Islam?”

3. Tentang Demonstrasi:

Melakukan demonstrasi, yang kita lakukan adalah. Mashiroh (aksi) dan INI PERNAH DILAKUKAN PARA SAHABAT di saat Rasulullah mendapatkan wahyu untuk berdakwah secara terang-terangan yang kemudian memerintahkan para sahabat untuk berkeliling (mashirah) di sekitar mekah menyebarkan ide-ide islam (lihat sirah Ibnu Hisyam). Pada saat penguasa-penguasa itu masih berada dalam sistem Islam, sedangkan fakta yang ada saat ini penguasa kita sudah mengadopsi sistem kufur, jelas itu adalah kekufuran yang nyata yang tampak jelas di hadapan kita. Dan sebagai seorang muslim kita wajib menasihati penguasa tersebut.

Jazakallahu Khairan

Jawaban:

Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

1. Asatidzah dan Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah menulis tentang HT tanpa dasar!? Justru inilah tuduhan dusta kepada ulama pewaris para Nabi ‘alaihimussalam. Sebagai misal, silakan lihat link ini: http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=979 di sini terbukti bahwa semuanya dinukil langsung dari buku yang mereka terbitkan, tidak ada satu pun dari bukunya WAMY. WAMY itu sendiri adalah organisasi SYABAB Ikhwanul Muslimin, yang tidak jauh beda dengan HT. Ulama Ahlus Sunnah membantah Hizbut Tahrir diantaranya karena aqidah sesat: Menolak hadits ahad dalam masalah aqidah, tanyakan kepada mereka ini fitnah atau memang sesuai kenyataan? Padahal buku-buku mereka masih menjadi saksi. Tunjukan pula buku tulisan intelejen mana yang dimaksud?
2. Dakwah Islamiyah yang tegak di atas manhaj Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tetap ada dari zaman beliau sampai hari kiamat, bukan dakwah yang baru, bukan pula yang pernah mati lalu dihidupkan kembali oleh sekelompok orang dengan ajaran-ajaran baru mereka. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menegaskan:

لا تزال طائفة من أمتي علي الحق ظاهرين, لا يضرهم من خالفهم, و لا من خذلهم حتي يأتي أمر الله و هم علي ذلك

“Sekelompok dari umatku yang senantiasa di atas kebenaran. Tidak membahayakan mereka orang yang menyelisihi dan menghinakan mereka, sampai datang perintah Allah dan keadaan mereka tetap demikian.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiyallahu`anhu)
Perhatikanlah hadits ini, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjelaskan sifat kelompok yang selamat dan yang ditolong oleh Allah Ta’ala: “senantiasa di atas kebenaran”, yaitu kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Sedangkan HT justru mengingkari hadits Ahad dalam masalah aqidah yang datang dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, bagaimana tidak dihukumi sesat?!

3. Tentang demonstrasi:

Pertama: Jika klaim mereka benar, datangkan riwayat yang shahih dilengkapi dengan sanad yang jelas dan penjelasan ulama ahli hadits tentang hadits tersebut?
Kedua: Andaikan riwayat itu benar, lalu apakah sama antara orang-orang kafir Quraisy dengan penguasa-penguasa yang beragama Islam?
Ketiga: Jika mereka menjawab iya sama, karena sama-sama berhukum dengan bukan syari’at Allah maka itu artinya mereka mengkafirkan para penguasa muslim. Penyimpangannya lebih berat lagi. Selengkapnya tentang ini silakan lihat artikel kami: Tuntunan Islam dalam Menasihati Penguasa (Sebuah Renungan bagi Para Pencela Pemerintah) dan Pemerintah Indonesia, Masihkah Layak Ditaati?

Wallahu Ta’ala A’lam.

Diabadikan oleh Abu Hanifah  pada tanggal 26 September 2010 dari situs http://nasihatonline.wordpress.com/tanya-jawab/ dengan beberapa penjabaran kata yang disingkat oleh penanya*

*) Tanpa merubah makna pertanyaannya.

sumber  : http://al-jasary.blogspot.com/.