SAUDI DI MATA SEORANG ULAMA SUNNAH 2/2


Oleh
Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i[1]

SIKAP YANG BENAR DARI KAUM MUSLIMIN TERHADAP PEMERINTAH SAUDI
Maka sebagaimana telah terdahulu bahwa wajib atas setiap muslim di seluruh penjuru dunia agar bekerjasama dengan pemerintah Saudi ini, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman di dalam Kitab-Nya.

“Dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” [Al-Maidah : 2]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya seperti sebuah bangunan saling menguatkan satu dengan yang lainnya” [Muttafaq Alaih dari hadits Abu Musa]

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Permisalan orang-orang mu’min di dalam kecintaan, kasih sayang, dan belas kasihan di antara mereka seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya 4/1999]

PEMERINTAH SAUDI MEMULIAKAN PARA ULAMA
Diantara hal lain yang merupakan kebaikan pemerintah Saudi adalah pemuliaan mereka terhadap para ulama, bapak mereka Abdul Aziz rahimahullah telah mewasiatkan hal itu, maka mereka menghormati para ulama dan memuliakannya dengan sesungguh-sungguhnya, akan tetapi di sana ada para ulama su’ yang mencela pemerintah Saudi dan kadang mereka kafirkan pemerintah Saudi, maka selayaknya dipilahkan di antara orang-orang berilmu mana yang berada di atas aqidah tauhid yang selayaknya dia ini dimuliakan, dan antara orang-orang yang berada di atas aqidah-aqidah bid’ah dan hizbiyyah, orang-orang hizbi ini –wahai saudara-saudara- adalah orang-orang yang jelek, mereka mencari-cari kesempatan untuk menyerang daulah ketika mereka memliki kesempatan, maka selayaknya orang-orang hizbi ini tidak diberi kesempatan samasekali, dan hendaknya mereka tidak dibantu pada kebatilan mereka, Allahumma jika sebagai sarana melunakkan hati mereka jika dipandang mereka akan kembali. Sesungguhnya pemuliaan pemerintah Saudi terhadap ulama merupakan manqobah (keutamaan) mereka dan kebaikan mereka terhadap daulah mereka serta bapak mereka (Abdul Aziz) sebagai pelaksanaan wasiatnya –Rahimahullah Ta’ala-, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, sungguh mereka telah menyambut kami dengan sebaik-baiknya, memuliakan kami dengan semulia-mulianya, mereka lakukan –Biidznillahi Ta’ala- segala hal yang berhubungan dengan pengobatan kami, dan pada hal-hal yang kami butuhkan, maka semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.

HARAPAN UNTUK PEMERINTAH SAUDI
Aku memohon kepada Allah agar memberkahi mereka menjaga daulah mereka, memberikan keteguhan kepada mereka, memperbaiki mereka juga, dan memberikan teman kepercayaan yang baik kepada mereka, kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman kepercayaan yang baik, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi, sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” [Ali-Imran : 118]

Kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman kepercayaan yang baik, dan agar melindungi mereka dari para teman duduk yang jelek, karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Permisalan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang jelek adalah seperti penjual misik dan peniup tungku api, penjual misik adakalanya akan memberikan minyaknya kepadamu adakalanya engkau membeli darinya dan adakalanya akan engkau dapatkan darinya bau yang wangi, sedangkan peniup tungku api adakalanya akan membakar pakaianmu dan adakalanya akan engkau dapatkan darinya bau yang busuk” [Muttafaq Alaih]

Dan kami saat ini bukanlah hendak menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang bahaya teman-teman duduk yang jelek dan tentang keutamaan teman-teman duduk yang baik, akan tetapi kami nasehatkan kepada mereka agar selalu berusaha agar mendapatkan teman-teman duduk yang shalih yang menghendaki kebaikan bagi mereka dan bagi negeri-negeri Islam, karena sesungguhnya negeri Saudi ini merupakan benteng kaum muslimin dan tempat bersandar kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku memuji kepada Allah bahwasanya mereka telah membuka hati mereka bagi para pendatang dari seluruh penjuru negeri, kami bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla, Wallahul Musta’an.

Sesungguhnya sebagaimana telah kami katakan : Hal yang mendorong kami untuk mengucapkan kalimat-kalimat ini adalah bahwa kami memandang bahwa wajib atas kami untuk mengucapkan al-haq, ini adalah kewajiban, dan jika tidak –maka demi Allah- aku tidak didorong oleh materi, tidak ada seorangpun yang mendorongku kepada hal itu, dan aku juga –bihamdulillah- tidaklah termasuk orang-orang yang terperdaya dengan perkataan, akan tetapi aku terkesan dengan perbuatan. Aku melihat perbuatan-perbuatan yang terpuji lagi luhur –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- inilah yang membuat aku terkesan, wallahul musta’an. Ini dan kami memohon kepada Allah agar memberi taufik kepada kami dan kalian kepada apa yang dicintai dari diridhoi-Nya. Telah banyak pertanyaan yang terlontar kepadaku : Apakah engkau telah ruju’ (meralat) perkataan-perkataanmu (yang dulu) terhadap pemerintah Saudi? Maka (aku katakan) : Aku telah meralat perkataan-perkataanku yang dulu tentang pemerintah Saudi dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, adapun perkataan-perkataanku yang selainnya maka tidak aku ralat.

SOAL DAN JAWAB
1). Soal : Wahai Syaikh ada sebuah berita bahwa antum memberikan pengantar kepada sebuah kitab tentang pengkafiran daulah Saudi oleh Al-Maqdisi (Kawasyif Jaliyyah fi Kufri Daulah Su’udiyyah), dan bahwasanya antum menyebutkan pengkafiran ini di dalam muqoddimahnya, wahai Syaikh benarkah hal ini?

Jawab : Ini adalah dusta, karena tatkala dulu aku di Madinah, dan sesudah aku dipenjara di Madinah dan di Riyadh, dan aku keluar dalam keadaan aku tidak megkafirkan pemerintah Saudi, bagaimana aku mengkafirkannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya ‘Wahai kafir’ maka sungguh telah kembali kepada salah seorang dari keduanya”.

Maka tidak boleh bagi kami untuk mengkafirkan Daulah Saudi, dan di adalah Daulah Islam, wallahul musta’an.

2). Soal : Wahai Syaikh ada sebuah pertanyaan –Barakallohufikum-, kami ingin mengetahui pendapat antum –Wahai Syaikh- tentang orang yang disebut dengan Abu Muhammad Al-Maqdisi, bagaimana menurut pendapat antum, apakah dia termasuk ahli ilmu?

Jawab : Orang ini memiliki tulisan yang banyak, dan kitab-kitabnya memiliki kesalahan-kesalahan yang banyak sekali, dia mengirim kepada kami sebuah kitab barangkali –Wallahu a’lam- berjudul I’dadul Fawaris Bitarkil Madaris dia atau yang lainnya, dan bukan kitab Kawasyif Jaliyyah karena dulu dia tidak mengakui bahwa kitab Kawasyif ini adalah tulisannya, dia berikan kitab di atas agar aku melihatnya dan aku waktu itu, tidak memiliki maka aku berikan kepada saudara kami yang kritis dan berilmu Abdul Aziz Al-Bar’i, dia jelaskan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya, maka aku sampaikan koreksian tersebut kepadanya, ternyata dia hendak membantah Abdul Aziz Al-Bar’i, maka aku katakan kepada Abdul Aziz Al-Bar’i :”Orang ini jahil dan sombong, tinggalkanlah dia tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya, tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya”, -wallahul musta’an-. Hanya saja orang-orang yang melihat semangat yang ada padanya menyangka bahwa dia termasuk ahli ilmu, dan berapa banyak orang yang disangka sebagai ahli ilmu padahal dia bukan ahli ilmu, maka orang ini (Al-Maqdisi) bukanlah termasuk ahli ilmu.

TAMBAHAN DAN PENUTUP
Kami lupa tentang sesuatu (yang belum kami sebutkan) : Yaitu yang datang di dalam sebagian surat kabar bahwa Amir Salman –hafidzhullah- mengumumkan bahwa dia telah mendera empat orang warga negara Inggris dan berkata : “Kami akan menerapkan syari’at Allah, silahkan marah orang yang marah”, demi Allah sungguh menakjubkan ! dan yang juga menakjubkan dari mereka bahwa mereka berani melakukan ini di saat banyak negara yang takut kepada Kantor Berita London, dan mengatakan bahwa dia adalah kantor berita dunia, banyak negara yang takut kepada Live News dan mengatakan bahwa dia adalah kantor berita dunia, adapun mereka (pemerintah Saudi) –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- menegakkan syari’at Allah, maka aku memohon kepada Allah agar menjaga mereka dan menjaga negeri mereka.

Hal lain yang aku lupa : Yaitu masalah rumah sakit-rumah sakit, kami telah melihat hal yang membahagiakan kami di rumah-rumah sakit –bilhamdillah- di setiap lantai ada masjid (tempat shalat)nya, dan kadang-kadang ada masjid khusus untuk laki-laki dan masjid khusus untuk para wanita, mereka patut disyukuri atas perhatian ini dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, kemudian juga sesudah itu : Pembangunan rumah-rumah sakit di banyak negara, mereka telah membangun sebuah rumah sakit yang besar di negeri kami Yaman di Sho’dah yang bernama Rumah Sakit As-Salam, dan membangun lagi rumah sakit yang lain yang aku lupa namanya, dan ini dengan alasan .. agar pengobatan bisa gratis, penyinaran gratis, dan operasi gratis, maka mereka patut disyukuri atas hal ini, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan atas amalan yang agung ini yang mereka laksanakan wallahul musta’an, dan dengan ini maka selesailah walhamdulillahi Rabbil alamin, wa la haula wa la quwwata illa billah, jika terdapat kesalahan-kesalahan maka orang yang sakit layak diberi udzur, Wallahul Musta’an.

[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 1, Th. Ke-7 1428/2008. Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon Al-Islami, Alamat : Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]
__________
FooteNote
[1]. Diterjemahkan oleh Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah dari kaset yang berjudul Musyahadati fil Mamlakah Arabiyyah Su’udiyyah dengan perantaraan kitab Tabdid Kawasyifil Anid Fi Takfirihi Lidaulati Tauhid oleh Syaikh Abdul Aziz bin Ris Ar-Ris hal. 238-245
[2]. Judul-judul dalam huruf kafital merupakan tambahan dari penerjemah

diambil dari http://www.almanhaj.or.id