MENGENAL IKHWANUL MUSLIMIN DAN SOSOK PENDIRINYA
Nama Hasan Albanna tidak asing lagi ditelinga para aktivis harakah/pergerakan. Seorang pelopor gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang lahir pada tahun 1904, yang mereka gelari dengan Asy-Syahid, mujaddid/reformis, seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab dan gelar-gelar setumpuk lainnya. Namun pernahkah mereka merenungkan sejenak, siapa jati diri sebenarnya sang idola? Apakah pujian dan sanjungan ini hanya dilatar belakangi oleh semangat yang membabi buta sehingga tidak tahu mana yang harus dipuji dan mana yang harus dibenci? Timbangan yang manakah yang mereka pakai untuk mengenal sosok sang pahlawan fanatik golongan ataukah kejahilan?
Dalam kesempatan kali ini, marilah kita bersama-sama menyaksikan sendiri sebagian penyimpangan-penyimpangan Hasan Albanna dengan hati yang lapang dada dan penuh ketulusan serta keikhlasan demi mencari kebenaran.
وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ
“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al Qur’an, (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-An’am : 55)
Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
كان الناس يسألون رسول الله صلى الله عليه و سلم عن الخير و كنت أساله عن الشر مخافة أن يدركني
Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah r tentang kebaikan tapi aku bertanya kepada beliau tentang kejelekan agar jangan sampai menimpaku. (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang penyair mengatakan:
عرفت الشر لا للش ر لكن لتوقيه
ومن لا يعرف الشر من الخير يقع فيه
Aku mengenal kejelekan bukan untuk berbuat kejelekan
Akan tetapi untuk aku menjauhinya
Dan barangsiapa yang tidak mengetahui kejelekan
dari kebaikan maka (kejelekan) itu akan menimpanya Lanjutkan membaca