Dalil ‘Aqli (Akal) Yang Benar Akan Sesuai Dengan Dalil Naqli/Nash Yang Shahih
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Kata ‘Aql dalam bahasa Arab (etimologi) mempunyai beberapa arti,[1] di antaranya : Ad-diyah (denda), al-hikmah (kebijakan), husnut tasharruf (tindakan yang baik atau tepat). Secara istilah (terminologi): ‘aql (selanjutnya ditulis akal) digunakan untuk dua pengertian:
1. Aksioma-aksioma rasional dan pengetahuan-pengetahuan dasar yang ada pada setiap manusia.
2. Kesiapan bawaan yang bersifat instinktif dan kemampuan yang matang.
Akal merupakan ‘ardh atau bagian dari indera yang ada dalam diri manusia yang bisa ada dan bisa hilang. Sifat ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu sabdanya:
وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَعْقِلَ.
“…Dan termasuk orang gila sampai ia kembali berakal.”[2]
Akal adalah daya pikir yang diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala (untuk manusia) kemudian diberi muatan tertentu berupa kesiapan dan kemampuan yang dapat melahirkan sejumlah aktivitas pemikiran yang berguna bagi kehidupan manusia yang telah dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla. Lanjutkan membaca